Pentingnya Keteraturan dan Ketelitian

Pentingnya Keteraturan dan Ketelitian


Refleksi PPL: Kamis, 25 September 2014 & Rabu, 1 Oktober 2014


Ketika saya melakukan observasi pada tanggal 25 September dan 1 Oktober 2014 , saya menemukan dua hal yang selama ini saya abaikan, dan ternyata dua hal tersebut sangat penting. Hal ini membuat saya merefleksikan kembali kenyataan selama ini yang terjadi dalam hidup saya.

Sekilas ketika saya melihat mentor saya merapikan setiap dokumen dan menaruhnya dalam folder portofolio, saya menganggap itu adalah hal yang biasa sebagai seorang guru. Namun, setelah saya memperhatikan lebih detail lagi, ternyata semua dokumen disusun secara berurutan sesuai mata pelajaran dan tanggal. Bukan hanya teratur dalam menyusun dokumen-dokumen, tetapi dalam hal memeriksa hasil kerja siswa pun terdapat alokasi waktu maksimal.

Melihat kenyataan seperti ini, saya cukup tertegur. Apalagi ketika saya mengobservasi guru kedua di kelas VI B. Guru kedua saya yaitu Ibu Rita ternyata jauh lebih teratur dan terstruktur. Terdapat sebuah buku agenda tebal yang telah diberi label semua nama siswa di kelas itu. Setiap harinya beliau akan menuliskan pengamatannya pada masing-masing siswa. Apa yang siswa lakukan dan sejauh mana perkembangan siswa tersebut. Selain itu, penataan ruang kelas pun teratur dan rapi, sehingga suasana pembelajaran dalam kelas sangat kondusif.

Saya juga melihat bahwa keteraturan dalam kelas bukan sekedar tata kelas, tetapi bagaimana siswa menjalankan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Di dalam ruangan kelas terdapat beberapa prosedur, seperti prosedur ke toilet, prosedur untuk masuk kelas, makan, cuci tangan, istirahat, dan prosedur-prosedur lainnya. Tujuan dari aturan tersebut dibuat adalah agar siswa menyadari bahwa ada batasan dalam bersikap dan bertingkah laku. Sebab apabila tidak ada aturan yang mengatur, maka tidak akan tercipta keteraturan dalam kelas. 

Aspek lain yang juga ditekankan pada siswa, baik siswa di kelas II A maupun siswa kelas VI B adalah ketelitian. Guru selalu menekankan untuk teliti dalam mengerjakan segala sesuatu. Guru tidak mau siswanya asal-asalan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini membuat para siswa benar-benar memperhatikan, berpikir, dan menganalisa sebelum memutuskan sesuatu. 

Teliti dan teratur menunjukkan bahwa seseorang sungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu.  Hal inilah yang menjadi bahan refleksi saya. Saya menyadari bahwa saya tidak terlalu teratur dalam  banyak hal. Apalagi dalam hal memanajemen waktu. Saya jauh berbeda dengan mentor saya. Saya tidak begitu suka menjadwalkan kegiatan-kegiatan saya, karena hal itu membuat saya merasa bahwa hidup adalah sebuah rutinitas belaka. Kenyataan di lapangan membuat saya mengerti bahwa memanajemen waktu adalah hal yang penting, karena guru harus mengatur jadwal dengan baik supaya semua tugas dan tanggung jawab yang begitu banyak dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Teratur dalam menata dokumen-dokumen juga sangat penting. Saya menyadari bahwa saya adalah orang yang tidak begitu mengapresiasi apa yang sudah saya kerjakan. Hasil pekerjaan saya seperti hasil ujian, kuis, dan tugas-tugas, biasanya saya letakkan begitu saja kemudian hilang satu per satu. Terkadang ketika saya menerima lembar hasil ujian pun, yang saya lihat hanyalah nilai tanpa membaca kembali bagian mana yang salah. Saya mengakui saya adalah orang yang cepat bosan, dan tidak reflektif. Inilah kelemahan terbesar dalam diri saya.

Selain itu, saya juga tahu bahwa agar terciptanya keteraturan dalam suatu komunitas, perlu adanya aturan. Akan tetapi sering saya memandang aturan sebagai sesuatu yang mengekang. Saya taat karena takut, bukan karena memahami maksud aturan tersebut dibuat. Namun melalui praktikum ini, ketika saya melihat aturan yang ditetapkan adalah hasil diskusi bersama, diputuskan, disepakati, dan dijalankan oleh semua komponen sekolah, maka saya benar-benar menyadari bahwa aturan merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, saya berkomitmen untuk menjadi pribadi yang taat aturan karena benar-benar menyadari tujuan dibentuknya aturan tersebut. Saya juga mau belajar menjadi pribadi yang teratur dalam berkata-kata.

Saya juga adalah pribadi yang kurang teliti. Ketidaktelitian saya berkaitan erat dengan sikap ketidakteraturan saya. Hal ini mengakibatkan banyak hal yang saya kerjakan cenderung melenceng dari yang seharusnya. Saya sering mengalami keadaan di mana saya harus terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu, sehingga hasilnya tidak maksimal dan tentunya terdapat banyak kekeliruan karena saya tidak teliti mengerjakannya. Padahal jika saya mengatur waktu untuk mengerjakannya dengan baik, maka semuanya dapat terselesaikan tepat pada waktunya dan hasilnya akan jauh lebih baik.

Inilah pergumulan yang harus saya hadapi. Saya harus memperbaiki sikap yang sudah menjadi kebiasaan. Saya sangat bersyukur untuk praktikum pertama ini, karena saya dapat menyaksikan bahwa dalam kehidupan ini, tidak semua hal yang kita dapati adalah hal yang kita inginkan. Banyak hal yang tidak kita inginkanlah yang akan terjadi. Hal ini menuntut respon hati yang benar. Maka dari itu, saya harus berani keluar dari zona nyaman saya, sebab di dalam zona nyaman tidak akan terjadi pertumbuhan. Saya juga percaya bahwa perubahan yang besar dimulai dari suatu keinginan untuk hidup lebih baik hari lepas hari.

Saya berkomitmen untuk lebih teratur dan lebih teliti lagi. Sebab keteraturan dan ketelitian sangat diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu agar hasil kerjanya sesuai dengan target yang diharapkan. Saya harus memulainya dari hal-hal kecil dan sederhana. Membuat jadwal untuk setiap kegiatan yang harus saya kerjakan, menghargai setiap hasil kerja, memaknai setiap pekerjaan, dan memandang sesuatu dari perspektif yang benar. Saya juga harus belajar untuk mengerti mengapa suatu aturan dibuat, apa saja dampaknya, sebelum saya komplain dan mengeluh.

Saya percaya bahwa ketika saya bersandar pada Allah yang telah mengatur dan menetapkan segala sesuatu dengan ketelitian yang sempurna, maka saya dimampukan oleh-Nya untuk setia melakukan hal-hal tersebut. Biarlah  hal-hal yang sederhana di atas dapat menjadi kebiasaan hidup saya, dan biarlah nama Tuhan Yesus yang dimuliakan.


Rutsri M. Pian

 



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak