Belajar Mandiri di Era Digital: Peran Teknologi dalam Membentuk Regulasi Diri

Artikel Integrating Technology and Self-Regulation Strategies to Enhance Learning Outcomes: A Dual-Analysis Approachini ini ditulis oleh Ayesha Sohail, M. Yousaf, M. Idrees, dan Asif Mushtaq, dipublikasikan di Jurnal Interactive Learning Environments pada tahun 2025. 

Penelitian ini menyoroti bagaimana integrasi teknologi dengan strategi regulasi diri (self-regulation) dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya pada konteks pembelajaran pemrograman dan komputasi matematis. Fokus utamanya adalah pada peran mentoring berbasis teknologi dan strategi regulasi diri dalam mengelola cognitive load atau beban kognitif yang sering kali tinggi pada mata pelajaran yang menuntut pemikiran algoritmik dan pemecahan masalah kompleks.

Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods yang memadukan data kuantitatif berupa hasil tes, kuis, dan tugas mahasiswa dengan data kualitatif berupa survei, refleksi, dan observasi. Desain pembelajaran yang digunakan berlandaskan kerangka Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), di mana strategi pedagogis seperti scaffolding, problem decomposition, dan umpan balik iteratif digabungkan dengan teknologi digital untuk mendukung regulasi diri mahasiswa. Melalui platform daring, mahasiswa menerima mentoring waktu nyata, feedback personal, serta kesempatan untuk memonitor dan menyesuaikan strategi belajar mereka secara mandiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki keterampilan regulasi diri lebih baik, terutama dalam hal self-monitoring, menunjukkan peningkatan signifikan dalam performa akademik. Analisis korelasi menemukan hubungan yang kuat (r = 0,77) antara skor regulasi diri dan hasil belajar. Selain itu, mentoring online terbukti mampu menurunkan beban kognitif mahasiswa, dengan rata-rata skor beban kognitif turun dari 6,22 menjadi 5,63. Penurunan ini menempatkan mahasiswa dalam rentang beban kognitif yang lebih optimal, sehingga mereka dapat belajar dengan lebih efisien tanpa merasa kewalahan.

Temuan ini menegaskan bahwa integrasi teknologi tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu penyampaian materi, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan kemandirian belajar, motivasi, dan kemampuan refleksi. Strategi regulasi diri yang diperkuat teknologi mendorong mahasiswa untuk aktif menetapkan tujuan, melacak kemajuan, mengidentifikasi hambatan, dan memperbaiki strategi belajar. Dengan demikian, teknologi bukan sekadar media instruksional, tetapi juga kerangka kerja yang memfasilitasi pengembangan keterampilan metakognitif jangka panjang.

Relevansi penelitian ini dengan Indonesia sangat tinggi. Sistem pendidikan Indonesia saat ini sedang mendorong penguatan pembelajaran berbasis teknologi sekaligus pengembangan soft skills seperti kemandirian belajar dan kemampuan berpikir kritis. Banyak mahasiswa di Indonesia, khususnya di bidang STEM, masih kesulitan mengatur strategi belajar secara mandiri ketika berhadapan dengan materi kompleks seperti pemrograman atau matematika. Hal ini menyebabkan mereka mudah kewalahan, cepat menyerah, atau hanya mengandalkan bimbingan guru. Dengan mengadopsi pendekatan seperti yang ditawarkan dalam artikel ini, yakni mentoring online, umpan balik real-time, serta teknologi yang mendukung refleksi belajar, mahasiswa Indonesia dapat lebih terbantu dalam mengelola beban kognitif dan meningkatkan keberhasilan akademik.

Selain itu, penelitian ini relevan bagi konteks pendidikan vokasi dan perguruan tinggi di Indonesia yang sedang memperluas integrasi Learning Management System (LMS) dan kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran. Platform digital yang dipadukan dengan strategi regulasi diri dapat menjadi solusi untuk masalah rendahnya tingkat penyelesaian tugas, lemahnya motivasi, dan kesenjangan kualitas pembelajaran daring. Di tingkat PAUD dan sekolah, meski konteksnya berbeda, prinsip dasar dari penelitian ini tetap berlaku: teknologi sebaiknya digunakan bukan hanya untuk menyampaikan konten, tetapi juga untuk melatih anak dan remaja mengembangkan kemandirian serta strategi belajar jangka panjang.

Kesimpulannya, artikel ini menunjukkan bahwa kombinasi teknologi dan strategi regulasi diri menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif, adaptif, dan berpusat pada peserta didik. Bagi Indonesia, hal ini menjadi dorongan penting untuk merancang kebijakan pendidikan, pelatihan guru, dan pengembangan platform digital yang tidak hanya memfasilitasi pembelajaran materi, tetapi juga membangun kompetensi regulasi diri sebagai bekal sukses dalam era digital.


Sumber Referensi:

Sohail, A., Yousaf, M., Idrees, M., & Mushtaq, A. (2025). Integrating technology and self-regulation strategies to enhance learning outcomes: a dual-analysis approach. Interactive Learning Environments, 1–13. https://doi.org/10.1080/10494820.2025.2523401

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak